Senin, 23 Maret 2015

Sisi Baik Dilukai

Di dunia ini banyak sekali hal ajaib yang bisa kamu dapatkan. Bahkan dalam hal yang mungkin menurutmu terburuk sekali pun. Salah satu kondisi untuk kamu bisa menemukan keajaiban adalah saat kamu dilukai. Saat orang yang kamu sayangi, memilih pergi dengan alasan kamu dan dia sudah tidak cocok. Atau mungkin alasan kamu terlalu baik untuk dia. Meski pada kebanyakan kejadian, alasan sebenarnya adalah ada yang lebih baik baginya daripada kamu. Ada seseorang yang bisa membuatnya merasa lebih bahagia dibanding kamu.

Sedihnya, saat dia –seseorang yang kamu sayangi itu, memilih pergi, kamu masih sangat cinta kepadanya. Kamu sedang tidak ingin pindah ke lain hati. Bahkan, bisa jadi kamu sudah merencanakan banyak hal di masa depan yang ingin kamu lalui dengannya. Tapi, dia tetap memilih pergi. Dia meninggalkan kamu dan melukai. Kamu tiba-tiba merasa dunia ini teramat kejam. Tiba-tiba merasa tidak punya harapan baik lagi. Wajar saja, kamu sedang patah hati. Seseorang  yang patah hati memang akan terbawa emosi sedihnya. Ia akan merasakan hidup ini pedih saja.

Terlepas dari rasa sakit di hatimu yang memang tidak bisa sembuh begitu saja. Ada satu hal yang harus kamu pahami. Luka itu bagian dari pendewasaan hidup. Satu hal yang menarik dari luka adalah, kamu bisa menikmati fase sembuhnya. Kamu bisa belajar, untuk menjadi sembuh luka harus bagaimana. Lalu jika suatu hari ada yang melukai lagi, kamu paham harus melakukan apa. Itulah alasan terbaik menikmati masa kamu dilukai. Jangan hanya galau lalu tidak belajar dari kesialanmu. Pahamilah, setiap hal yang terjadi ada hikmahnya. Termasuk saat kau dibuat patah hati dan hatimu terluka.

Kalau kamu luka, dan hari ini galau, itu wajar saja. Bersedihlah sesedih yang kamu bisa. Tidak usah takut menjadi  seseorang yang cengeng. Karena cengeng itu juga sifat manusia. Kamu masih menjadi manusia pada saat kamu terluka. Hanya saja, yang tidak baik adalah cengeng yang berlarut-larut. Kamu harus mengambil pelajaran berharga dari lukamu. Kamu harus tahu bagaimana proses penyembuhannya.  Nanti, kalau ada yang melukaimu  lagi, setidaknya kamu tidak harus galau selama saat kamu terluka pertama kali. Kamu bisa lebih kuat dari sebelumnya.

Senin, 09 Maret 2015

Jangan meragukanku walaw sepatah kata

Tetaplah menjadi seseorang yang mampu meluluhkan hatiku, seperti sejak saat pertama kali aku mengenalmu. Sebab cinta selalu bisa memilih bersama. Selalu menjadi kuat denganku, menghadapi apa saja yang menawarkan pilu. Kita hadang sedih-sedih yang datang, kita buang segala hal buruk yang akan merusak kenangan. Denganmu apa saja semua akan terasa lebih baik. Denganmu aku ingin menempuh jalan berbatu dan menyebrangi bukit-bukit. Menemukan tempat bertenang sebahagia. Menikmati pahit manisnya jatuh cinta. Kita bangun hidup dengan suka cita. Kita tempuh jalan-jalan yang tak pernah kita duga. Lalu pulang membawa bahagia.

Perasaan bisa jatuh kepada banyak hati, namun aku memilih untuk berhenti. Denganmu saja, tak perlu kau tanya lagi. Kita susun rencana-rencana, kita jalani dengan jatuh dan bangunnya cinta. Kita jaga segala hal yang kita tanam penuh rasa suka. Jangan biarkan lara dan duka berlama-lama. Peluk aku dan rasakan segalanya untukmu. Rasakan rinduku yang berjaga ditenang dan gusar lelapmu. Kelak kita akan mengenang lagi bagaimana kita melalui semua ini. Pada waktu itu aku ingin kau tersenyum dan menyadari, kau memang tak akan pernah terganti. Kita adalah dua hati yang akan susah senang tetap mencintai.

Banyak yang menawarkan dan bisa membuat bahagia. Namun kau saja yang ingin kujadikan seseorang yang disebut berdua. Teman hidup berbagi banyak perkara. Orang yang akan kupeluk saat rapuh pun bahagia. Tempat mencurahkan segala rasa di dada. Kau saja, cinta. Jangan meragukanku walau sepatah kata. Sebab tak ada yang lain yang mampu membuat jatuh cinta sedalam-dalamnya jatuh cinta. Kau cinta itu, rindu berlabuh kepadamu. Aku menemukan sesuatu yang lebih agung dari sekadar peluk saat bertemu bersamamu.

Kemana saja pergi hati kubawa, kau saja yang ingin kuingat, meski begitu banyak yang menarik terlihat. Meski begitu banyak perasaan baru mendekat. Namun  di dadamu setiaku mengikat. Tidak akan luluh oleh apa pun juga, selain luluh sebab  semua yang berasal darimu saja. Kau tidak perlu mencari lagi, seperti aku yang selalu ingin kembali. Bersenang-senanglah di kepala, jaga semua perasaan baik yang tumbuh di dada, berdua kita rajut kenangan yang nanti akan terasa indah diingat kala usia mulai senja.

Akan bisa tetap hidup tanpa kamu

Satu hal yang tidak pernah kubayangkan adalah tidak lagi menjalani hari-hariku bersamamu. Tidak lagi menjadikanmu seseorang tempat berbagi cerita. Tidak lagi menjadikanmu orang yang kucari saat terbangun sebab mimpi buruk di pagi buta. Aku benar-benar tidak tahu harus membayangkan seperti apa jadinya nanti. Bila kau tidak lagi menemani di sisi. Aku tidak bisa menerka apa yang akan kulalui nanti, jika bukan kamu yang mendampingi. Sebab segala hal yang kujalani hari ini sudah menjadi kebiasaan denganmu. Kamu adalah segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaanku.
 
Aku bukan tidak bisa hidup tanpamu. Seandainya pun kamu memilih tiada. Mau tidak mau hidupku akan tetap berjalan juga. Aku akan tetap melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan. Akan tetap bekerja karena hidup memang ditakdirkan untuk bekerja. Akan tetap membaca buku-buku yang sudah menumpuk di lemariku. Akan tetap menulis puisi juga draf-draf yang belum sepenuhnya jadi. Akan tetap berjalan kaki setiap hari mendatangi tempat-tempat yang aku sukai. Meski mungkin pada bagian ini akan mengingatkanmu nanti. Namun aku akan tetap melakukannya. Meski tanpamu semua akan tetap berjalan seperti biasanya. Mungkin rasanya saja yang berbeda. Mungkin akan sedikit lebih hampa.
 
Namun aku hanya ingin kamu memahami. Jika pun masih harus berjalan lagi. Kakiku akan lebih kuat jika kau ada di sisi. Jika pun harus berjuang lagi, tubuhku akan lebih tabah jika kamu yang menemani. Jangan kemana-mana sebab bagiku kau begitu istimewa. Jangan pergi meninggalkan hati meski tanpamu aku akan tetap berusaha tidak mati. Dekaplah aku dan mendekatlah dalam semua hal yang aku rindu. Aku ingin kau tetap menjadi seseorang yang setia bersamaku. Apa pun nanti yang kita jalani, bersamamu akan terasa lebih berisi. Bersamamu aku merasa tidak pernah hampa. Bersamamu segalanya menjadi hal-hal yang ingin kubuat nyata. 
 
Kau tahu aku terlalu dalam menginginkanmu. Aku seseorang yang butuh kau membetahiku. Aku ingin kau berlama-lama mendampingiku. Sebab begitu banyak perasaan yang tidak bisa kuutarakan kepadamu. Tetaplah mencintaiku berkali-kali, sebab cintaku kepadamu berlipat-lipat tetap ingin memiliki. Aku akan tetap bisa hidup tanpa kamu, tapi ya akan lebih bahagia kalau hidup sama kamu. Sebab itu, bersedialah hidup bersamaku selamanya. Kalau kamu memilih pergi, hidupku memang akan tetap berjalan lagi. Aku akan tetap berjuang dan bertahan meski sendiri. Tapi mungkin tidak akan sebahagia seperti hari ini, saat bersamamu.

Aku pernah meyakinkan, tapi kau ragukan

Kupikir setelah menjauh darimu. Memulai hidup baru. Aku bisa lepas sepenuhnya dari hal-hal yang pernah ada tentangmu. Aku bisa lepas dari perasaan yang belum tuntas kepadamu. Aku bisa melenyapkan segala rindu yang dulu menggebu. Itulah sebabnya aku pergi menjauh. Meninggalkanmu untuk menanggalkan perasaan sayang itu. Aku ingin bahagia. Meski bukan denganmu yang tidak bersedia.
 
Tapi aku heran kepadamu. Saat aku memilih pergi kau seolah menahanku untuk tetap di sini. Kau memberi tanda bahwa kau sedang belajar menerima. Kau seolah menunjukan kepadaku, agar aku tetap saja mencintaimu. Dan semua perlakuan itu membuatku berpikir ulang. Berkali-kali aku menunda pergi. Aku pikir kamu benar akan belajar membuka hati. Tapi semua percuma. Sepanjang waktu berlalu yang aku dapat hanyalah luka. Kau tidak pernah benar-benar menerima. Kau hanya mempermainkan perasaan yang tak main-main kurasakan kepadamu.
 
Kau tarik ulur hatiku. Kau ragukan perasaanku yang begitu dalam hanya menginginkan kamu. Kau seperti ular, melingkari langkahku. Namun enggan menjadi bagian dari hidupku. Kau hanya ingin bermain-main, sementara aku tidak pernah ingin menjadi mainan. Kau harusnya tahu, aku yang sudah terlalu lelah memendam rindu. Itulah mengapa akhirnya aku memilih pergi. Aku memilih mematikan saja semua rasa hati kepadamu. Meski tetap saja ada yang tersisa dan terasa pilu. Setiap kali kita bertemu kau seolah menyalahkan aku. Menyalahkan aku yang memilih pergi.
 
Sesekali merenunglah. Apa yang sudah kaulakukan kepadaku? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tak pernah diterima? Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang hanya ingin memainkan perasaanmu? Atau bagaimana rasanya mencintai seseorang yang meragukan perasaanmu? Itu yang kurasakan. Jika akhirnya kini aku memilih pergi. Lalu mencintai orang baru. Jelaskanlah, pada bagian mana aku bersalah kepadamu? Tidak perlu dijawab, perasaan padamu tak lagi ada. Meski pun ada, akan kubunuh secepatnya.