Senin, 27 April 2015

Jika Terlalu Rindu

Terlalu rindu seringkali menjelma hal-hal yang tidak biasa. Semisal tiba-tiba dihantui ketakutan akan kehilangan kamu yang berlebihan. Kalau sudah begini. Aku harus menenangkan diriku dengan lebih. Bahkan tak jarang, aku didatangi mimpi yang aneh. Yang membuatku menghela napas panjang saat terbangun. Sungguh, rindu kadang menjelma hal-hal yang menyeramkan. Namun, aku selalu ingin menenangkan diri. Aku paham, rindu yang tak terkendali bisa saja melukai hati. Bisa saja menjadi penyebab kesalahpahaman.  Itulah mengapa, saat aku merindukanmu, aku ingin mengatakan secepatnya. Karena dengan begitu, setidaknya, perasaanku bisa lebih tenang.  Meski rindu tak juga berkurang.
 
Jarak adalah satu-satunya hal yang harus kita kutuk. Namun apalah daya, kita tak pernah benar-benar bisa membuatnya seketika takluk. Aku tidak bisa berada di sampingmu saat ini juga. Saat rindu terasa semakin bergelora. Aku tak bisa menembus angin, lalu berdiri di sampingmu saat kau ingin. Kalau sudah rindu begini, aku hanya bisa mengabarimu. Atau memendam perasaanku sendiri. Dan rindu terasa semakin menyesakkan. Apalagi jika kau sibuk dengan duniamu. Kau sibuk dengan pekerjaanmu yang memang harus kau jalani pada jam tertentu. Mau tidak mau aku harus menerima. Aku tidak seharusnya menyalahkanmu. Itu bagian dari tuntutan hidupmu. Hanya saja rindu kadang membuat diri tak terkendali.
 
Satu hal yang aku mengerti; saat rindu sudah terlalu menumpuk di dada ini, aku hanya perlu meyakini, di sana kau juga merasakan hal yang sama. Kita hanya perlu berdoa sampai saatnya kita punya waktu berjumpa. Untuk saat ini biarkan rindu menjelma menjadi doa-doa. Menjadi energi yang menumpuk di tubuh kita. Mengajari banyak hal tentang bagaimana tabah dalam hal mencintai. Dengan begitu, kita bisa merasa lebih tenang. Percayalah, segala yang dijalani dengan tabah akan membawa kita kepada kemenangan yang indah. Tetap jaga hatimu di sana, kujaga rinduku padamu seutuhnya.
 
Tetaplah mengadu pada Tuhan, jika kita sudah merasa tidak tahan untuk menunda pertemuan. Sebab semua yang terasa tak akan pernah ada jika tak ada yang mengaturnya. Kita serahkan semua kepada yang mahacinta. Hanya itu yang bisa kita lakukan, saat  jarak tak bisa kita bunuh seketika. Aku ingin kau mengerti, di sini aku juga sedang berjuang sepenuh hati. Sama seperti aku percaya; di sana kau juga sedang berjuang untuk mempersiapkan segala rencana yang akan kita jalani nanti. Kalau rindu datang lagi kepada kita, menumpuk dan membuat kita merasa hampir gila. Berserahlah kepada yang mahacinta, sebab tiada cinta tanpa keinginan-nya.

Selasa, 07 April 2015

Cinta Yang Beda

Cinta Yang Beda

Aku mencitai tuhanku,begitu juga aku mencintaimu
Namun begitu menyiksa,untukku memilih
Antara kau atau Tuhanku…
Karna kau telah membuat hatiku menyatu dengan hatimu
Di setiap malam detikan jam membangunkanku
Terdiam aku merenungkan semua tentangmu
Dalam sujudku aku selalu berdo’a
Memohon petunjuk yang akan membawaku,
Keluar dari kebimbangan
Terlintas dalam pikiranku..
Tuk melupakan semua tentangmu
Tapi kau semakin dekat,dan mendekat denganku
Semakin lama,semakin aku takut
Takut dengan dosa
Bagaimana kau menjadi imamku,
Jika Tuhanku dan Tuhanmu tak sama
Jika perbedaan menghalangi kita
Mengapa ada perbedaan ?
Perbedaan antara aku dan engkau
Akankah menjadi sebait puisi yang indah ?
Atau menjadi debu yang diterpa angin,dan terlupakan
Andai saja tidak ada Tuhan
Biar kita semua sama
Biar kita saling mencinta
Namun,dapatkan kita hidup bersama ?
Diatas keyakinan kita yang berbeda
Tapi,semua ku kembalikan pada mu
untuk memilih suatu yang menentukan kehidupanmu

Salahkah Perbedaan itu?

salahkah Tuhan menciptakan cinta
jika keindahan
harus dipertentangkan?


Cinta ini bukan rekayasa
atau skenario penulis ternama
tidak ada sutradara

cinta itu tumbuh
mengembang seumpama bunga
di taman


cinta ini bukan gulma
di ladang
yang harus direnggut keberadaannya aku mencintai Tuhan
begitu juga dengannya
yang tidak bisa kutiadakan

pertanyaanku masih tetap sama
apakah perbedaan yang Tuhan ciptakan
adalah penghalang?

Senin, 06 April 2015

Hatiku Masihlah Milikku

Mungkin kau benar, saat ini aku hanya sedang berpura-pura kuat melalui hari tanpamu. Namun, pahamilah, aku memang sudah memilih jalan melupakanmu. Pelan-pelan, semua perasaan itu akan menghilang. Dan tidak akan pernah lagi kubiarkan kau pulang untuk mengulang. Keputusan ini memang teramat berat. Aku harus menjadi orang yang paling kuat. Pada saat yang sama, aku begitu lemah setelah semuanya kau buat patah. Semua harapan yang pernah kubangun kau urai dan berderai. Berkeping-keping menjadi luka-luka yang setiap saat terasa menyiksa. Dengan sisa-sisa semangat, aku mencoba kembali bangkit. Sebab hidup terlalu sia-sia dihabiskan dengan rasa sakit.

Kau boleh tertawa sesukamu. Merayakan kemenanganmu atas luka-luka yang mengirisku. Kau boleh tersenyum bangga jika puas membuatku merasa sakit. Sungguh aku tidak akan marah dan benci. Bagiku semuanya sudah berlalu. Sudah kupastikan kau hanya akan dikenang sebagai masa lalu. Cinta yang pernah ada kini hanya sebatas kata-kata. Perasaan itu tak akan lagi tumbuh. Sebab terlalu mati ia saat kau memilih membunuh. Tetaplah tertawa atas segala lukaku. Biarku sembuhkan pelan-pelan semua yang teriris sendu. Meski harus berpura-pura baik tanpamu. Aku tak akan meminta lagi kau bahagiakan.

Biarku tanggung semua rasa sesak yang menggunung. Biarlah aku yang pergi membawa sekelebat perih di hati. Pelan-pelan, aku percaya, semuanya akan benar-benar baik kembali. Hari ini mungkin aku masih pura-pura bahagia tanpamu. Kelak, setelah semakin jauh jalan kutempuh, luka-luka itu akan kembali sembuh. Dan sungguh, aku tidak akan pernah lagi menginginkanmu kembali membuat semuanya utuh. Sebab, bagiku menyembuhkan luka sendiri jauh lebih baik daripada bertahan tapi dilukai.

Kepada kamu yang begitu mampu melupakanku dan mencoba cinta yang baru. Jujur kuakui sulit memang melupakanmu. Hal yang tidak kumengerti adalah mengapa orang yang paling menyakiti yang lebih mudah diingat kembali? Mengapa orang yang membuat begitu dalam luka, yang lebih susah untuk membuat lupa. Tapi ada yang aku yakini melebihi kehebatanmu melukai. Hatiku masihlah milikku. Masih aku yang berhak atasnya. Itulah sebabnya aku menjauh dan menutup mata atas segala rayuan belakamu. Cukuplah sedih yang pernah kupilih sebab mencintaimu. Sebab sudah terlalu lelah hati mengerti kamu. Kini, aku hanya perlu menikmati pelan-pelan. Hingga semua kesakitan yang pernah ada hanya menjadi senyuman saat kembali pulang sebagai ingatan.

Maafmu sudah kuterima, dan kau pun merasa Lega lalu bahagia, aku tak bisa membencimu walau kau telah menyakitiku, aku pun tak kan membalasnya biarlah suatu saat nanti kau akan mengerti mencintai tanpa dicintai itu tak semudah kata maaf yang kau ucap.

Senin, 23 Maret 2015

Sisi Baik Dilukai

Di dunia ini banyak sekali hal ajaib yang bisa kamu dapatkan. Bahkan dalam hal yang mungkin menurutmu terburuk sekali pun. Salah satu kondisi untuk kamu bisa menemukan keajaiban adalah saat kamu dilukai. Saat orang yang kamu sayangi, memilih pergi dengan alasan kamu dan dia sudah tidak cocok. Atau mungkin alasan kamu terlalu baik untuk dia. Meski pada kebanyakan kejadian, alasan sebenarnya adalah ada yang lebih baik baginya daripada kamu. Ada seseorang yang bisa membuatnya merasa lebih bahagia dibanding kamu.

Sedihnya, saat dia –seseorang yang kamu sayangi itu, memilih pergi, kamu masih sangat cinta kepadanya. Kamu sedang tidak ingin pindah ke lain hati. Bahkan, bisa jadi kamu sudah merencanakan banyak hal di masa depan yang ingin kamu lalui dengannya. Tapi, dia tetap memilih pergi. Dia meninggalkan kamu dan melukai. Kamu tiba-tiba merasa dunia ini teramat kejam. Tiba-tiba merasa tidak punya harapan baik lagi. Wajar saja, kamu sedang patah hati. Seseorang  yang patah hati memang akan terbawa emosi sedihnya. Ia akan merasakan hidup ini pedih saja.

Terlepas dari rasa sakit di hatimu yang memang tidak bisa sembuh begitu saja. Ada satu hal yang harus kamu pahami. Luka itu bagian dari pendewasaan hidup. Satu hal yang menarik dari luka adalah, kamu bisa menikmati fase sembuhnya. Kamu bisa belajar, untuk menjadi sembuh luka harus bagaimana. Lalu jika suatu hari ada yang melukai lagi, kamu paham harus melakukan apa. Itulah alasan terbaik menikmati masa kamu dilukai. Jangan hanya galau lalu tidak belajar dari kesialanmu. Pahamilah, setiap hal yang terjadi ada hikmahnya. Termasuk saat kau dibuat patah hati dan hatimu terluka.

Kalau kamu luka, dan hari ini galau, itu wajar saja. Bersedihlah sesedih yang kamu bisa. Tidak usah takut menjadi  seseorang yang cengeng. Karena cengeng itu juga sifat manusia. Kamu masih menjadi manusia pada saat kamu terluka. Hanya saja, yang tidak baik adalah cengeng yang berlarut-larut. Kamu harus mengambil pelajaran berharga dari lukamu. Kamu harus tahu bagaimana proses penyembuhannya.  Nanti, kalau ada yang melukaimu  lagi, setidaknya kamu tidak harus galau selama saat kamu terluka pertama kali. Kamu bisa lebih kuat dari sebelumnya.

Senin, 09 Maret 2015

Jangan meragukanku walaw sepatah kata

Tetaplah menjadi seseorang yang mampu meluluhkan hatiku, seperti sejak saat pertama kali aku mengenalmu. Sebab cinta selalu bisa memilih bersama. Selalu menjadi kuat denganku, menghadapi apa saja yang menawarkan pilu. Kita hadang sedih-sedih yang datang, kita buang segala hal buruk yang akan merusak kenangan. Denganmu apa saja semua akan terasa lebih baik. Denganmu aku ingin menempuh jalan berbatu dan menyebrangi bukit-bukit. Menemukan tempat bertenang sebahagia. Menikmati pahit manisnya jatuh cinta. Kita bangun hidup dengan suka cita. Kita tempuh jalan-jalan yang tak pernah kita duga. Lalu pulang membawa bahagia.

Perasaan bisa jatuh kepada banyak hati, namun aku memilih untuk berhenti. Denganmu saja, tak perlu kau tanya lagi. Kita susun rencana-rencana, kita jalani dengan jatuh dan bangunnya cinta. Kita jaga segala hal yang kita tanam penuh rasa suka. Jangan biarkan lara dan duka berlama-lama. Peluk aku dan rasakan segalanya untukmu. Rasakan rinduku yang berjaga ditenang dan gusar lelapmu. Kelak kita akan mengenang lagi bagaimana kita melalui semua ini. Pada waktu itu aku ingin kau tersenyum dan menyadari, kau memang tak akan pernah terganti. Kita adalah dua hati yang akan susah senang tetap mencintai.

Banyak yang menawarkan dan bisa membuat bahagia. Namun kau saja yang ingin kujadikan seseorang yang disebut berdua. Teman hidup berbagi banyak perkara. Orang yang akan kupeluk saat rapuh pun bahagia. Tempat mencurahkan segala rasa di dada. Kau saja, cinta. Jangan meragukanku walau sepatah kata. Sebab tak ada yang lain yang mampu membuat jatuh cinta sedalam-dalamnya jatuh cinta. Kau cinta itu, rindu berlabuh kepadamu. Aku menemukan sesuatu yang lebih agung dari sekadar peluk saat bertemu bersamamu.

Kemana saja pergi hati kubawa, kau saja yang ingin kuingat, meski begitu banyak yang menarik terlihat. Meski begitu banyak perasaan baru mendekat. Namun  di dadamu setiaku mengikat. Tidak akan luluh oleh apa pun juga, selain luluh sebab  semua yang berasal darimu saja. Kau tidak perlu mencari lagi, seperti aku yang selalu ingin kembali. Bersenang-senanglah di kepala, jaga semua perasaan baik yang tumbuh di dada, berdua kita rajut kenangan yang nanti akan terasa indah diingat kala usia mulai senja.

Akan bisa tetap hidup tanpa kamu

Satu hal yang tidak pernah kubayangkan adalah tidak lagi menjalani hari-hariku bersamamu. Tidak lagi menjadikanmu seseorang tempat berbagi cerita. Tidak lagi menjadikanmu orang yang kucari saat terbangun sebab mimpi buruk di pagi buta. Aku benar-benar tidak tahu harus membayangkan seperti apa jadinya nanti. Bila kau tidak lagi menemani di sisi. Aku tidak bisa menerka apa yang akan kulalui nanti, jika bukan kamu yang mendampingi. Sebab segala hal yang kujalani hari ini sudah menjadi kebiasaan denganmu. Kamu adalah segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaanku.
 
Aku bukan tidak bisa hidup tanpamu. Seandainya pun kamu memilih tiada. Mau tidak mau hidupku akan tetap berjalan juga. Aku akan tetap melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan. Akan tetap bekerja karena hidup memang ditakdirkan untuk bekerja. Akan tetap membaca buku-buku yang sudah menumpuk di lemariku. Akan tetap menulis puisi juga draf-draf yang belum sepenuhnya jadi. Akan tetap berjalan kaki setiap hari mendatangi tempat-tempat yang aku sukai. Meski mungkin pada bagian ini akan mengingatkanmu nanti. Namun aku akan tetap melakukannya. Meski tanpamu semua akan tetap berjalan seperti biasanya. Mungkin rasanya saja yang berbeda. Mungkin akan sedikit lebih hampa.
 
Namun aku hanya ingin kamu memahami. Jika pun masih harus berjalan lagi. Kakiku akan lebih kuat jika kau ada di sisi. Jika pun harus berjuang lagi, tubuhku akan lebih tabah jika kamu yang menemani. Jangan kemana-mana sebab bagiku kau begitu istimewa. Jangan pergi meninggalkan hati meski tanpamu aku akan tetap berusaha tidak mati. Dekaplah aku dan mendekatlah dalam semua hal yang aku rindu. Aku ingin kau tetap menjadi seseorang yang setia bersamaku. Apa pun nanti yang kita jalani, bersamamu akan terasa lebih berisi. Bersamamu aku merasa tidak pernah hampa. Bersamamu segalanya menjadi hal-hal yang ingin kubuat nyata. 
 
Kau tahu aku terlalu dalam menginginkanmu. Aku seseorang yang butuh kau membetahiku. Aku ingin kau berlama-lama mendampingiku. Sebab begitu banyak perasaan yang tidak bisa kuutarakan kepadamu. Tetaplah mencintaiku berkali-kali, sebab cintaku kepadamu berlipat-lipat tetap ingin memiliki. Aku akan tetap bisa hidup tanpa kamu, tapi ya akan lebih bahagia kalau hidup sama kamu. Sebab itu, bersedialah hidup bersamaku selamanya. Kalau kamu memilih pergi, hidupku memang akan tetap berjalan lagi. Aku akan tetap berjuang dan bertahan meski sendiri. Tapi mungkin tidak akan sebahagia seperti hari ini, saat bersamamu.