Minggu, 30 November 2014

Ini cinta bukan cerita

Saat jatuh hati kita selalu merasa senang dengan seseorang. Tentu dia yang menjadi tempat kita merasakan perasaan itu. Seperti yang aku rasakan kepadamu. Aku senang bertemu denganmu. Senang saat melihat kamu tertawa. Aku bahkan lupa kalau kita sedang membicarakan hal terkonyol yang kita punya. Rahasia yang kadang tidak mungkin kita ceritakan kepada sembarang orang. Begitu menyenangkan.
Aku merasa nyaman dengan dirimu yang seperti itu. Kamu yang apa adanya. Kamu yang menurutku adalah orang paling tepat untuk aku ajak berdiskusi banyak hal. Kamu juga pasti sepakat denganku, bahwa apalagi yang paling menyenangkan selain orang yang kita ajak bicara seimbang? Tidak ada. Saat melakukan pendekatan kita memang hanya butuh teman bertukar pikiran yang nyaman. Walau tidak bisa sempurna, aku bisa menerima kamu. Mungkin kamu merasakan hal yang sama. Aku yang terkadang juga tidak begitu konek dengan apa yang kamu katakan. Tapi kita tetap mencoba menjadikan semua itu menyenangkan. Bahkan hal yang membuat kita kebingungan kita jadikan hal konyol, lalu tertawa bersama.
Kita saling belajar memahami, saling memberi perhatian. Bagiku kata ‘jadian’ hanya menunggu waktu yang tepat. Sebab bagi beberapa orang tanggal jadian itu penting. Aku hanya menunggu momen yang aku pikir pas. Lalu apa yang membuat nyaman selama ini akan kunyatakan sebagai perasaan sesungguhnya. Walau sebenarnya, tanpa menyatakan kau sudah bisa menerka apa yang ada di hatiku.
Namun belakangan ini kau mulai berubah. Dan menurutku itu bukan perubahan yang membuat aku nyaman. Aku juga tidak mengerti, apakah kenyamanan yang kau berikan selama ini hanyalah kepalsuan? Atau kau sedang berusaha menjadi orang lain? Entahlah. Namun sikapmu sekarang memang tidak membuatku merasa seimbang lagi. 
Nanti kau juga akan tahu, bahwa hidup bukan sebuah permainan. Begitu pun hubungan yang kita jalani. Tidak sebuah permainan. Tak ada yang seharusnya kau tarik-ulur, karena aku bukan layangan yang diikat tali kepadamu. Tak ada yang harus kau cari, karena cinta bukan anak kecil yang hilang.
Saat dia memilih pergi. Hampalah hatimu. Tak akan ada lagi aku. Tak akan ada lagi kita. Juga semua rasa akan sirna. Sebab itu hargailah setiap hal yang masih kita punya. Jika belum sepenuhnya mampu melepaskan, jangan pura-pura melepaskan. Apa pun bisa diselesaikan. Kau harus ingat, yang kau buang (meski menurutmu hanya pura-pura) seringkali tidak bisa pulang. Mungkin juga tak pernah lagi ingin pulang.
Aku mencintai pemikiranmu. Yang menjadikan kita menjadi lebih dewasa. Yang menjadikan kita percaya; masih ada cinta yang sesungguhnya. Yang realistis. Yang tidak hanya sekedar menye-menye manis. Jika kau menjadikan hubungan ini sebagai ajang uji-menguji, kau salah. Tak ada ujian dalam hal mencintai. Kita bukan guru dan murid di SD. Kita sepasang kekasih yang terus mencari penyelesaian. Bukan mencari teka-teki, tentang siapa yang benar sendirian.
DsuperBoy | 01/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar